HANS Scaffolding
Konstruksi acuan dan perancah beton sifatnya hanyalah konstruksi sementara, (konstruksi pendukung pembuatan konstruksi be
ton), sementara biaya yang diperlukan cukup besar, berdasarkan analisa harga satuan pekerjaan (SNI 03-7394-2008) lebih kurang 1/3 dari keseluruhan biaya pembuatan konstruksi beton itu sediri, maka perlu dicermati/diteliti guna menekan biaya dari pembuatan konstruksi beton, untuk tujuan efisiensi biaya dari pembangunan gedung bertingkat. Melalui penelitian ini dilakukan pengkajian dari pemilihan jenis bahan perancah untuk pembuatan konstruksi beton, dengan tujuan untuk memilih jenis bahan perancah yang terbaik sehinga dapat meningkatkan efisiensi biaya dari pembangunan gedung bertingkat. Dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), pengkajian dilakukan terhadap 3 alternatif jenis bahan perancah beton, yaitu dengan menggunakan jenis bahan dari bambu, kayu, dan dari besi/pipa galvasnis ( scaffolding ).
Setelah dilakukan perhitungan Penilaian Alternatif, dapat dilihat hasilnya bahwa scaffolding menduduki peringkat score tertinggi, yaitu 0,531, sedangkan bambu menempati tempat ke dua dengan total score 0,301, dan kayu menempati peringkat terbawah dengan perolehan total score yaitu 0,168. Ini berarti dapat dianggap bahwa dari hasil penelitian dengan berdasarkan lima kriteria, yaitu : biaya, kekuatan dan
keawetan, efektivitas waktu pemasangan dan pembongkaran, keamanan dan keselamatan kerja, serta dampaknya terhadap lingkungan,
Scaffolding adalah pilihan alternatif bahan terbaik.